Tidak ada rumahtangga yang tidak ada masalah. Termasuk pernikahan kami yang baru seumur jagung.
Selisih pendapat membuat kami jadi berdisukusi bahkan berdebat. Ditambah cecaran pertanyaan tentang agar isteri saya segera hamil benar benar menguji pondasi rumahtangga kami.
Isteri saya sering ngambek (karena dia memang terhitung remaja, dibanding saya). Dengan segala kesabaran saya berusaha memberi pengertian kepada isteri saya agar hal ini jangan merusak rumahtangga kami. Dengan segala trik rayuan gombal saya, pada akhirnya isteri saya mau mengerti.
Selalu saja ada bahan perdebatan, kadang saya yang cenderung pemalas sering meletakkan sesuatu sesukanya seperti pakaian kotor, sepatu, piring kotor, perangai anggota keluarga yang tidak cocok di hati, yang jika salah satu dari kami tidak mengalah (kebanyakan saya),mungkin bahtera pernikahan kami akan karam. Saat itu kami bahkan hidup seadanya dengan matras untuk tidur, kompor, rak piring, pakaian kerja, serta boneka Tigger.
Hal yang menghibur adalah kami sedapat mungkin shalat berjamaah berdoa memohon pada yang Maha Kuasa agar selalu melapangkan hati kami dan selalu yakin bahwa hal terbaik dari sebuah masalah adalah bahwa ia pasti berakhir.